Bersama Sukses

pengetahuan rakyat adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai

header photo

 

Penyadapan

REKIBLIK ETEKEWER XXVI – PENYADAPAN

Ngger kok ketok’e rame men tho kotak koco kui (televisi maksudnya), ono opo tho kok dho umyek ngono (ngger kok kelihatannya rame benar itu di televisi, ada apa sich kok pada ribut). Oh itu tho Mbah, biasa mengenai penyadapan, mungkin ada yang merasa gerah dengan tindakan tersebut. Tapi yang namanya orang pintar, kegerahan tersebut dapat disembunyikan melalui keahliannya di ranah politik, sehingga tidak berkesan semata-mata kegerahan atau mungkin ketakutan. He...he...he... tapi yang demikian itu biasanya para elit dan pembesar Mbah.

Kok aneh men tho ngger, mung perkoro penyadapan wae geger, lha kae deso tanggane perdikan mggone poro penyadap, gaweane dino-dinone nyadapi mulakno dijenengi deso sadap, kui anteng-anteng wae (kok aneh benar tho Ngger, cuma perkara penyadapan saja geger, itu desa tetangga perdikan tempatnya para penyadap, kerja sehari-harinya nyadapi makanya diberi nama desa sadap, itu juga tenang-tenang saja). Anane poro penyadap kui malah manfaat terutama perkebunan-perkebunan karet tinggalane londo, ngono wae kok dho ribut tho (adanya para itu justru bermanfaat terutama perkebunan-perkebunan karet peninggalan Belanda, gitu saja kok pada ribut tho).

Ha..ha..ha.. Simbah ini ndagel (melucu) apa ndesit (kampungan) sich, yang dimaksud itu bukan sadap karet begitu, tapi penyadapan informasi dan komunikasi dari orang atau pihak tertentu demi sebuah penyelidikan, terutama berkaitan dengan kasus-kasus dugaan korupsi atau penyalahgunaan wewenang oknum pejabat demi kepentingan pribadi ataupun kelompoknya. Peralatan yang digunakanpun canggih dengan harga yang mahal, bukan pisau sadap Mbah he..he..he.. Rupanya itu tho yang kamu maksud Ngger, wach Simbah salah mengerti jee.. makanya Mbah gaul... gaul.... he.. he.. he.. Lho gimana tho, gini-gini Simbah juga anak gaul lho huahaha... ha... ha...

Masalahnya kenapa mesti ribut Ngger, hal tersebut khan sangat penting dan bermanfaat bagi negara. Karena merupakan hal yang sangat penting sekaligus sensitif tentu perlu diatur dengan aturan main dan pertanggungjawaban yang jelas. Harus diatur dengan jelas, tegas, memiliki kekuatan hukum tetap dan siapa saja yang berhak, sehingga tidak menimbulkan multi tafsir. Peluang multi tafsir ini bisa menjadi bumerang ketika pihak-pihak yang berkepentingan melakukan interprestasi menurut kepala dan kepentingan mereka, parahnya lagi jika sampai terseret kedalam ranah politik, sehingga ujung-ujungnya akan menjadi bias dan tidak jelas. Oleh karena itu, pengertian-pengertian yang tercantum harus sedetail mungkin dan memperkecil peluang terjadinya bias pengertian akibat interprestasi tersebut. Namun juga harus dibedakan, penyadapan demi kepentingan penyelidikan dugaan korupsi dengan penyadapan yang berkaitan dengan informasi untuk pertahanan dan ketahanan negara, terutama demi kedaulatan negara, jadi jangan sampai dicampur aduk.

Mengenai perkara mengapa harus diributkan dan merasa gerah, sebetulnya khan sepele saja tho Ngger, kalau tidak melakukan perbuatan tercela dan tetap menjaga dedikasi dan integritasnya tetap bersih mengapa mesti gerah dan terganggu?... lha kalau merasa gerah dan terganggu artinya ”.....” tahu sendiri khan Ngger.. Iya memang betul demikian Mbah, tapi juga tidak boleh dilupakan hak orang atas privasi, jangan sampai dengan mengatasnamakan kepentingan tersebut kemudian privasi sesorang diacak-acak, itu juga tidak manusiawi khan Mbah?... he...he...he... bener Ngger, pikiranmu kok soyo mlethik wae tho Ngger (pikiranmu kok semakin cerdas saja tho Ngger). Makanya itu tadi Simbah sebutkan harus jelas, detil, tidak berpeluang multi tafsir dan seterusnya. Pelaksanaannyapun harus diatur dengan ketat, dengan demikian penyadapan yang dilakukan tersebut tidak kehilangan maknanya. Jika tidak diatur demikian bisa-bisa nanti muncul para pahlawan kesurupan dengan budaya yang suka ngaku-ngaku, khan jadinya runyam tho...

Menungso kui milik nggembol lali Ngger (manusia itu memiliki bawaan lupa), banyak tho kasus-kasus seseorang yang tadinya bersih dan baik-baik setelah memiliki jabatan dan kewenangan apalagi sebuah otoritas tertentu kemudian berubah menjadi sebaliknya, terlepas apakah manusia itu lupa atau nglupa (sengaja lupa). Godane jabatan duwur kui fasilitas Ngger (godaannya jabatan tinggi itu fasilitas Ngger), nek kabeh-kabeh fasilitas terpenuhi sak teruse njaluk seng luwih apik lan ngono sak teruse nganti akhire lali njuk kepangan fasilitas, yo ora sithik ugo mangan fasilitas, koyo ngene iki wes okeh tho Ngger kedadheanne (jika semua fasilitas sudah terpenuhi, kemudian minta fasilitas yang lebih baik, demikian seterusnya sehingga akhirnya lupa dan kemakan fasilitas, juga tidak sedikit yang juga justru makan fasilitas, seperti ini khan sudah banyak kejadiannya).

Lha terus bagaimana Mbah untuk bisa mencegah terjadinya hal-hal yang seperti Simbah maksud di atas, paling tidak mereduksi sampai ketitik terkecil. Mereduksi kui opo tho Ngger... wwaalaahhhh Simbah ini jhan ndesit bener lho (waalaahhh Simbah ini memang kampungan bener lho), artinya sama saja dengan mengurangi, gitu lho Mbah.... ooooo... Simbah manggut-manggut tanda mengerti. Belajar menjadi beradab, sehingga perbuatan yang menyimpang minimal menjadi sebuah kekejian bagi diri sendiri, setidaknya hal ini bisa ditanamkan dalam diri masing-masing dengan penuh kesadaran dan kewarasan. Selanjutnya ciptakan sebuah sistem berbentuk mata rantai lingkaran yang tidak terputus Ngger, terutama untuk sisi pengawasan. Sehingga jika ada salah satu titik rantai yang tidak benar atau tidak berjalan sebagaimana mestinya akan diketahui oleh titik rantai lainnya. Sementara yang tidak kalah pentingnya juga, kawulo juga harus turut berperan mengawasi dari sisi luar lingkaran, sehingga akan terlihat secara utuh keseluruhannya. Satu hal yang paling penting Ngger, sebaik apapun sebuah sistem diciptakan tidak ada gunanya jika para pelakunya bermental tidak baik, namun seburuk apapun sebuah sistem jika para pelakunya bermental baik maka akan secara perlahan dan pasti akan berubah menjadi baik dan menunjukkan manfaatnya. Demikian juga halnya yang berkaitan dengan hal penyadapan ini harus dimaknai dengan cara menempatkan penyadapan ini secara empan papan, sesuai konteks dan dimensinya.

Go Back



Comment