Bersama Sukses

pengetahuan rakyat adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai

header photo

 

Sekilas Bibit Bambu

 

SEKILAS TENTANG ASAL BIBIT BAMBU

 

Pada tulisan sebelumnya telah digambarkan sekilas tentang bambu serta bagaimana potensi besar yang dikandung sumberdaya bambu, maka pada tulisan berikut akan saya coba menyinggung sekilas tentang bibit bambu. 

Pembuatan bibit bambu secara garis besar digolongkan dalam tiga kategori berdasarkan asal bibit : Secara Generatif, Secara Vegetatif (stek) & Kultur Jaringan. Berikut uraian singkat secara sekilas mengenai pembuatan bibit tersebut.


1. Secara Generatif : 

Berasal dari biji bambu pada saat terjadinya pembungaan, hal ini  langka ditemukan, mengingat beberapa jenis bambu masa berbunganya membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Untuk jenis ini biasanya setelah berbunga akan mati. Ada beberapa jenis lain yang setiap tahun berbunga dan tidak mati. Pada jenis yang sekali berbunga kemudian mati untuk perbanyakan bibitnya lebih mudah secara vegetatif, sedangkan bambu yang setiap tahun berbunga perbanyakan bibitnya akan lebih mudah secara generatif. 

Keuntungan membuat bibit dengan cara generatif adalah kita akan mendapatkan umur tanaman mulai dari 0 tahun sampai dengan siklus matinya ( ada yang puluhan tahun bahkan ratusan tahun umurnya ) sehingga umur tanaman tersebut akan sangat panjang. Kelemahannya adalah resiko kematian pada saat pembuatan bibit sangat tinggi, untuk mencapai ukuran batang yang diinginkan sangat lama, berproduksi lebih lama, jarang ditemukan bambu yang berbunga.


2. Secara Vegetatif : 

Ada dua cara pembuatan bibit, dengan vegetatif batang dan vegetatif bonggol. Untuk skala besar pembuatan dengan cara vegetatif bonggol sangat menyulitkan dan resiko kematian cukup besar. Vegetatif batang merupakan cara yang sangat efisien dan efektif terutama untuk skala besar. Batang yang digunakan adalah batang yang dinilai sehat dan produktif perkembangannya agar didapatkan vegetatif yang baik. Lebih cepat berproduksi, batang untuk mencapai ukuran yang diinginkan lebih cepat di bandingkan dengan cara generatif. Ukuran batang umur 4 thn jauh lebih besar jika dibandingkan yang asal bibitnya dari generatif. Kelemahannya adalah umur tanaman melanjutkan umur indukan yang sudah ada, oleh sebab itu sejarah indukan perlu diperhatikan.


3. Secara Kultur Jaringan : 

Cara ini dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan untuk skala besar, bibit yang dihasilkan seragam. Cara ini membutuhkan tehnologi yang lebih baik dan biaya yang cukup tinggi, kelemahan dari bibit yang dihasilkan adalah akan memiliki sifat sama sehingga serangan penyakit akan lebih mudah menjangkiti secara serempak pada bibit, rentan terhadap serangan hama penyakit. Cara kultur jaringan ini masih sangat langka dilakukan. 

Demikian tulisan sekilas tentang bibit bambu, selanjutnya akan saya coba sedikit paparkan dalam bentuk praktis bagaimana teknis menyiapkan bibit, mulai dari penyiapan tempat pembibitan sampai dengan pembuatan bibitnya. Semoga rangkaian tulisan sekilas tentang bambu dalam rangka mengangkat potensi bambu ini dapat bermanfaat bagi siapa saja, terimakasih.

Go Back



Comment