Bersama Sukses

pengetahuan rakyat adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai

header photo

 

Kekerasan Pada Anak Beresiko Kanker

 

KEKERASAN PADA ANAK

Sebagai orangtua sudah seharusnya memahami efek dari kekerasan pada anak. Selain menimbulkan efek psikologi saat itu juga membawa efek yang lebih buruk pada kehidupan mereka dikemudian hari. Anak adalah titipan Tuhan yang diberikan kepada Anda untuk menghasilkan pribadi yang kuat dan berkualitas. Tanggungjawab ada di tangan Anda untuk mengajar mereka dan menyiapkan masa depan mereka menjadi manusia yang penuh potensi dan mencapai kemaksimalan dalam hidup yang diberikan Tuhan bagi mereka.

Anda orangtua yang sudah memiliki anak? Hati-hati dengan perlakuan Anda terhadap sang anak. Anak yang sering mengalami kekerasan fisik, saat beranjak dewasa ia beresiko terkena kanker mencapai 49%.

Kekerasan pada anak memang menimbulkan efek yang sangat buruk. Tidak hanya pada perkembangan mentalnya tetapi juga kesehatan fisiknya. Hal itu bisa terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Toronto, Kanada.

Menurut penelitian, anak-anak yang mengalami kekerasan lebih beresiko terkena kanker dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami kekerasan.  Peneliti menyimpulkan kekerasan fisik yang dialami anak-anak berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker mencapai 49%. Meskipun anak-anak yang telah mengalami kekerasan telah menjalani terapi atau pemulihan, trauma yang mereka alami akan sangat sulit dihilangkan.

Untuk mengatasi trauma tersebut seringkali mereka lampiaskan dengan merokok, mengkonsumsi alkohol atau hal negatif lain. Tentu saja hal itu membuat mereka beresiko tinggi terkena kanker. Untuk melihat hubungan kekerasan pada anak dengan tingginya resiko terkena kanker dapat dilihat dari faktor psikososiologikal yang diungkapkan oleh salah satu peneliti, Sarah Brennenstuhl.

"Salah satu hal penting dalam penelitian ini adalah untuk menginvestigasi disfungsi produksi kortisol. Hormon tersebut kemungkinan salah satu penyebab terdapatnya hubungan antara kekerasan masa kecil dengan kanker," kata Sarah.

Peneliti lainnya, Esme Fuller-Thomson mengungkapkan, bahwa membicarakan kekerasan fisik pada anak sama dengan membicarakan penyakit kanker. Menurutnya, masyarakat harus mengetahui efek jangka panjang jika seorang anak mengalami kekerasan.

Sumber: vivanews – jawaban.com

Go Back

Comment