Bersama Sukses

pengetahuan rakyat adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai

header photo

 

Meningkatkan Produktifitas Tanaman Jagung Menggunakan Mikroorganisma Tanah

Halo agan-agan semua pa kabarnya nich... masih setia dengan tulisan tentang Meningkatkan Produktifitas Tanaman Jagung Dengan Mikroorganisma Tanah khan?... Tulisan kali ini merupakan Bagian Ke III sekaligus sebagai penutup tentang topik ini. Ok gan kita langsung aja ke tkp lanjutan dari topik kita ini. Dalam tulisan terdahulu telah kita sedikit singgung dan bahas pentingnya menciptakan kondisi tanah, kemudian bagian-bagian tanaman yang penting untuk mendapatkan sentuhan pengelolaan, maka dalam tulisan ini yang sekaligus saya gunakan sebagai bagian akhir akan saya coba bahas berkaitan fisiologis tanaman jagung tersebut.

Memahami fisiologis tanaman yang diupayakan sangatlah penting, karena diantaranya akan berkaitan dengan siklus atau waktu hidup dari tanaman tersebut. Mulai dari perbenihan, tumbuh, berkembang dan berproduksi. Semua hal tersebut juga tidak lepas dengan waktu biologis tanaman tersebut, mengapa... karena waktu-waktu tersebut dapat merupakan kritikal point dari tanaman itu sendiri. Memahami krtikal point tanaman sangatlah penting karena akan berbanding lurus dengan ketepatan waktu sentuhan, sehingga akan menghasilkan dengan optimal.

Kita ketahui bersama bahwa tunas yang pada akhirnya nanti akan berkembang menjadi tongkol jagung terdapat pada buku ruas batang. Dua tunas teratas merupakan potensi paling produktif untuk berkembang menjadi tongkol. Oleh sebab itu perawatan yang menjamin keberadaan bagian ini sangat penting, sebab akan turut menentukan di hasil akhir atau produksinya nanti.

Terbentuknya tongkol ini sangat ditentukan adanya perkawinan bunga jantan dan bunga betina. Ok saya tidak akan membahas apa dan bagaimana serta seperti apakah bunga jantan dan betina itu, melainkan akan menekankan pada waktu keluarnya bunga ini. Interval waktu keluarnya bunga jantan dan bunga betina turut menentukan terjadi tidaknya penyerbukan yang sempurna. Interval yang pendek atau kecil menunjukkan adanya sinkronisasi pembungaan, sehingga peluang terjadinya penyerbukan sempurna akan sangat besar, dengan demikian keberhasilan pembentukan buahpun akan besar. Hal sebaliknya jika interval pembungaan ini lebar, menunjukkan sinkronisasi pembungaan yang bermasalah, sehingga peluang terjadinya penyerbukan yang sempurna akan kecil. Hal-hal tersebut di atas bisa saja dipengaruhi karena cekaman kekeringan dan suhu yang tinggi sehingga akan mempengaruhi interval tersebut. Oleh sebab itu pada fase akan terjadinya pembungaan management air sangat penting bagi tanaman.

Secara garis besar proses pertumbuhan tanaman jagung dibagi dalam tiga fase yaitu fase perkecambahan, fase pertumbuhan vegetatif dan fase reproduksi. Memahami fase-fase ini sangat penting agar dapat dilakukan sentuhan tepat sehingga tanaman dapat berproduksi dengan optimal.

Penggunaan bakteri pengaya organik dalam pupuk organik diterapkan sejak awal, mulai dari saat penyiapan lahan dengan pembuatan guludan untuk biji yang akan ditanam nantinya. Lahan untuk tanam akan jauh lebih baik jika dicampur dengan pupuk organik, kemudian lakukan penyemprotan larutan mikroorganisma pengaya hara dengan sprayer yang sudah dicuci bersih agar terbebas dari bekas pestisida (pembersihan cukup dengan air hangat saja). Sisihkan sebagian larutan, rendam biji yang akan ditanam lebih kurang 3 – 5 menit.

Setelah biji direndam kemudian tanam pada lobang yang sudah disediakan, umumnya benih ditanam dengan kedalaman 5 – 8 cm. Perendaman biji terbukti akan semakin mempercepat perkecambahan (rata-rata 4 – 5 hari lebih cepat) jika dibandingkan dengan yang tidak direndam menggunakan larutan. Perendaman biji ini bertujuan untuk memproteksi biji dari organisma patogen dalam tanah, sekaligus merangsang pertumbuhan akar aktif dan bulu-bulu akar semakin banyak.

Pada saat tanaman berumur antara 18 – 35 hari setelah kecambah, akan terjadi perkembangan dan penyebaran akar di tanah yang sangat cepat. Tanaman akan mulai melakukan serapan hara yang semakin banyak. Lakukan inputan unsur hara/pemupukan dan penyemprotan kembali menggunakan larutan organisma pengaya di tanah seputar berdirinya batang tanaman, pastikan meresap kedalam tanah. Hal ini penting karena pada fase ini bunga jantan dan perkembangan tongkol dimulai. Oleh sebab itu inputan unsur hara dan penyemprotan larutan sangat penting agar dapat menyediakan hara siap serap tanaman.

Pada saat tanaman berumur 33 – 50 hari setelah kecambah, tanaman tumbuh dengan cepat seiring dengan peningkatan akumulasi bahan kering. Management air agar mulai diterapkan agar tidak mengalami dampak negatif akibat kekurangan air, karena dapat berakibat pada ukuran tongkol akan mengecil dan jumlah biji menurun. Penerapan management air sekaligus management pemberian unsur hara pada fase-fase di atas akan dapat memacu tanaman berproduksi secara optimal. Jangan lupa bahwa akibat cekaman kekeringan dan suhu tinggi akan sangat mempengaruhi nilai interval dari penyerbukan.

Aplikasi penyemprotan larutan mikroorganisma pengaya yang diterapkan sejak awal terbukti mampu memberikan peningkatan hasil produksi dan kualitas produksi yang sangat signifikan. Mikroorganisma dalam tanah menjalankan fungsinya sebagai pembugar dan pembenahan kondisi tanah, menyediakan hara siap serap tanaman, melindungi tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan penyakit, merangsang pertumbuhan akar-akar aktif serta bulu-bulu akar dan sebagainya, yang pada akhirnya mendapatkan hasil akhir produksi yang optimal.

Ok agan-agan semua, selesai sudah kita bincang-bincang melalui tulisan Meningkatkan Produktifitas Tanaman Jagung Menggunakan Mikroorganisma Bagian Ke I, Bagian Ke II, dan Bagian Ke III sekaligus sebagai penutup. Dari tulisan-tulisan tersebut setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran secara garis besarnya mengenai seluk beluk tanaman jagung dan mengetahui beberapa kritikal point pada tanaman jagung yang harus kita pahami. Mikroorganisma pengaya bukanlah hormon, zat pemacu dan sebagainya adalah organisma hidup yang bermanfaat. Anda bisa mendapatkan produk-produk yang mengandung mikroorganisma dan banyak tersebar di toko=toko pertanian, namun begitu alangkah bijak jika agan-agan selektif dalam memilihnya, ok..... Sukses petani....

Go Back



Comment