MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT RAMPAI MENGGUNAKAN MIKROORGANISMA BERMANFAAT
Tanaman tomat rampai merupakan bagian dari komponen pangan telah terbukti memberi nilai lebih kepada petani yang membudidayakan tanaman ini. Umur produksi yang pendek, tingkat kebutuhan yang selalu meningkat, serapan pasar yang cenderung bertambah dari waktu kewaktu merupakan beberapa hal yang turut menciptakan peluang positif bagi para petani.
Sebagai bagian dari tanaman pangan, tanaman ini juga turut berkontribusi terhadap ketahanan pangan dunia secara umum, sumber pendapatan prospektif petani secara khusus. Ditunjang dengan kondisi nilai poduk dan kondisi pasar yang positif, akan turut memperkuat daya dukung kesejahteraan petani khususnya yang membudidayakan tanaman ini. Hal ini akan turut berkontribusi pada diversifikasi penyediaan produk-produk pangan bagi dunia, pada akhirnya akan turut memperkuat ketahanan pangan dunia.
Guna menunjang maksud dan tujuan penguatan pangan dunia sebagai bagian dari program ketahanan pangan, trial dilakukan langsung pada petani sebagai pelaku budidaya tanaman tomat rampai di lapangan dengan mengaplikasikan mikroorganisma bermanfaat. Hasil yang didapatkan dari trial Meningkatkan Produksi Tanaman Tomat Rampai Menggunakan Mikroorganisma Bermanfaat sebagai berikut :
APLIKASI PADA BENIH
Bibit yang baik dan berkualitas berasal dari benih yang baik dengan perlakuan pembenihan yang baik. Benih yang mendapat perlakuan aplikasi mikroorganisma pada saat pembibitan, umur tumbuh dan siap tanam di lapangan lebih cepat (10 – 12 hr), keragaan fisik lebih kekar, segar, hijau dan ukurannya lebih besar (±15 - 17 cm). Benih yang tidak diaplikasi (kontrol), umur tumbuh dan siap tanam di lapangan (14 – 16 hr), keragaan fisik tidak kekar, kurang segar dan ukuran bibit lebih kecil (±7 – 10 cm). Perlakuan dilaksanakan pada lingkungan tumbuh dengan semua faktor sama, baik benih untuk bibit, media tumbuh maupun tindakan perawatannya, khusus untuk yang diaplikasi mikroorganisma bermanfaat tidak diaplikasi pupuk kimia.
APLIKASI PADA TANAMAN UMUR 35 HARI
Aplikasi mikroorganisma yang dilakukan pada tanaman yang berasal dari bibit sisa seleksi (kurang baik) dan diperbandingkan dengan bibit hasil seleksi (kualitas baik) sebagai kontrol. Umur tanaman sengaja dipilihkan pada tanaman yang sudah berumur 35 hari, karena mendekati fase berbunga diharapkan dapat memberikan info awal mengenai kondisi pembuahannya.
Pada umur 40 – 50 hari, terjadi perbedaan yang nyata dan mencolok antara bibit sisa yang diaplikasi mikroorganisma dengan bibit utama yang tidak diaplikasi mikroorganisma. Bibit sisa yang diaplikasi menunjukkan perbaikan keragaan tanaman secara signifikan, jumlah bunga yang muncul lebih banyak di setiap tangkainya, ± 99,99% bunga yang muncul menjadi buah dengan buah yang lebih besar-besar dan segar, umur panen lebih maju. Bibit utama yang tidak diaplikasi jumlah kemunculan bunga lebih sedikit, keragaan tanaman tidak segar, prosentase bunga menjadi buah ± 60 % dan buah lebih kecil-kecil dan tidak segar. Keberadaan buah pada tanaman yang diaplikasi jauh lebih penuh/ banyak, sementara keberadaan buah pada tanaman yang tidak diaplikasi cenderung jarang dan sedikit. Dari trial aplikasi yang dilakukan terbukti bahwa tanaman yang mendapat inputan aplikasi mampu memberikan hasil dan produksi yang jauh lebih baik serta reducing cost operasi produksi.
Profil petani yang puas akan hasil aplikasi mikroorganisma bermanfaat, buah terlihat penuh dengan performa buah yang bagus dan sempurna. Buah yang penuh dengan performa memuaskan tersebut akan berpengaruh besar terhadap peningkatan pendapatan petani.
Buah yang penuh disetiap batang, kondisi buah sehat dan segar akan mampu memberikan harapan yang baik bagi petani yang membudidayakan tanaman tomat rampi. Mari kita bangun para petani negri dengan menggunakan semua potensi sumberdaya negri dan produk-produk dalam negri hasi karya anak-anak negri sendiri. Jaya dan sukseslah para petani negri !!!....